Yg tercecer dr Tanah Papua:
“من العــائدين والفــائزين”
eeeeh…..,
“مســابقة تلاوة القــرآن”

1

🤝🤝🤝🤝😆 mtqإيمتيقى

Yg tercecer dr Tanah Papua:
“من العــائدين والفــائزين”
eeeeh…..,
“مســابقة تلاوة القــرآن”

Didin Sirojuddin AR

Di Tanah Papua terlebih Papua Barat, orang-orang pada kenal dan sangat akrab dengan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an). MTQ telah lengket di pikiran dan mengesan di hati. Saya sudah 14 x ke sana untuk tujuan tersebut. Melatih KALIGRAFI atau jadi juri MTQ. Ajang مســابقة تلاوة القـــرآن selalu dipadati tumpah ruah penonton dan penggembira. Bagi muslim atau non muslim, MTQ benar-benar jadi alat pemersatu. Tapi ada juga beberapa adat-stiadat yang mempersatukan rakyat di pulau Kepala Burung itu.

Di Fakfak dikenal slogan SATU TUNGKU TIGA BATU. Maksudnya, di satu rumah mungkin saja ada beberapa orang berbeda agama dan kepercayaan. Ada Islam, ada Kristen, ada Hindu atau animis. Di Raja Ampat lain lagi: SATU RUMAH EMPAT PINTU yang maksudnya sama. Maka, terjalinlah SALING KUNJUNG kepada saudara berbeda keyakinan di hari-hari raya masing-masing. Mereka juga saling tolong seperti adat PELA GANDONG di Maluku.

Nah, ini dia kisahnya. Di hari raya IDUL FITRI, keluarga Kristen berencana mengunjungi keluarga Muslim saudaranya. Mereka nenteng oleh-oleh. Tidak lupa juga ngapalin dulu ucapan selamat IDUL FITRI:
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
“Minal’aidin walfaizin….,”
diulang-ulang persis ngapalin pelajaran mahfuzhot dan muthola’ah atau hapalan tajwid.

Di rumah keluarga Muslim, kesibukan tampak luarbiasa. Tamu-tamu keluar masuk. Antara ucapan selamat dan canda berbaur jadi satu. Ini bikin keluarga Kristen yang baru datang rada grogi dan keder. Ucapan selamat yang sudah berpayah-payah dihapal juga jadi lupa. “Aduh, apaaaaa ya?” pikir bapak ketua rombongan. Jarak dengan tuan rumah juga tambah dekat saja. Tinggal 3 jengkal kira-kira. Puji Tuhan, akhirnya teringat juga. Sambil menyodorkan tangan, meluncur spontan ucapan selamat lebaran:

“Musaaaaaabaqah Tilaaaawatil Qur’aaaan!!!” Tangannya menggenggam erat tangan Ahmad Koseppa, saudaranya yg muslim.

“Terimakasih, Robertus khi…khi…khi… Mari duduk khi…khi… khi…”

😆😄😁 Tertukar!!!

“من العــــائدين والفــــائزين”

eee, menjadi:

🤣.”مســـابقة تلاوة القـــرآن”

GPP yg penting HAPPY. Tujuannya juga sama koq. Silaturahmi terjalin harmonis. Semuaaaaa jadi hidup damai karena semuanya merasa saudara.
🔲🖌️🤣😅🤝🤝🤝🤣
Dan, yg lebih penting, kehadiran Idul Fitri menambah TAQWA kita. Seperti kata Nabi صلى الله عليه وسلم :

ليسَ العِيدُ لِمَنْ لَبِسَ الجَديدَولكنّ العيدَ لمن تقْواهُ يَزيدُ

Artinya: “Ied bukanlah untuk orang yg memakai baju baru, tetapi Ied adalah untuk orang yg TAQWAnya bertambah.” Siiiiip 👍

Sorong Selatan, 7/5/2022

1 Comment
  1. fadli says

    Very good article! We will be linking to this great post on our website. Keep up the good writing. Please Visit out website Tel U

Leave A Reply

Your email address will not be published.