Kaligrafi Kontemporer Mulai Dieksibisikan Di MTQN XXV di Batam

0
Batam (Humas)—-Cabang Perlombaan Khath (kaligrafi) Quran Golongan Kontemporer hanya diikuti oleh 17 Peserta Putra dan Putri dari kafillah  seluruh   Indonesia yang digelar pada Selasa (10/6) di Gedung Raja Nong Isa Kota Batam.

Adapun  tiga golongan cabang Khath lainnya yakni Naskah, Hiasan, dan Dekorasi yang masing-masing telah digelar di tiga hari sebelumnya. Sementara, para peserta ini diberi arahan untuk membuat kaligrafi dengan tema lukisan yang ditentukan oleh masing-masing peserta.

Kemudian, nilai hasil seleksi dari empat golongan cabang perlombaan Khathil Quran ini akan diumumkan pada Dialog Kaligrafi yang akan digelar besok, hari Rabu tanggal 11 Juni 2014, dan untuk final akan diadakan pada tanggal 12 Juni 2014.

Khat Al-Quran atau kaligrafi yang menjadi cabang MTQ Nasional XXV   Batam, Kepulauan Riau memperlihatkan sejumlah revolusi dan evolusi. Revolusi tersebut tergambar ditandai dengan adanya pergeseran mahzab yang dianut peserta.

“Kalau dulu peserta itu menguasai Mahzab huruf sekarang bahkan sudah ke Mahzab guru,” terang Didin Sirajuddin Ketua Dewan Hakim cabang Khat Al-Quran ketika ditemui disela-sela lomba khat Al-Quran di Gedung Lembaga Adat Melayu, Batam.

Pergeseran ini lanjut Didin karena keberadaan master-master kaligrafi yang menjadi panutan di dunia Islam dan karena kemunculan gaya-gaya baru yang tampil akibat penyelenggaraan lomba-lomba khat Internasional di Turki, Yordania, Brunei, Irak dan di Abu Dhabi. Karya-karya yang tampil dalam lomba itu menampilkan modifikasi bentuk baik anatomi huruf maupun komposisinya.
“Apalagi pada MTQ tahun ini, ada golongan kontemporer untuk menyalurkan hasrat peserta yang memang ingin membuat perubahan dan revolusi dalam berkarya,” ujar Didin.

Didin, yang juga pimpinan pesantren Kaligrafi Sukabumi menjelaskan, kalau MTQ sebelumnya hanya ada tiga golongan yang dilombakan,yaitu  golongan naskah, hiasan mushaf dan dekorasi, maka untuk MTQ tahun ini dieksibisikan golongan kontemporer.

“Kalau yang tiga itu kaligrafinya mahzab tradisional, baku dengan aturan-aturan yang sudah dipatenkan, tapi yang kontemporer itu merupakan pembebasan dari aturan-aturan sehingga tampilannya berbeda, dan hadirnya golongan kontemporer, akan tambah semarak,” jelas Didin.

“Seorang khattat yang menguasai tsulus maka dia bisa mengembangkan tsulus yang dibebaskan, itu yang masuknya ke ekspresionis. Bagi yang sudah tahu kufi, maka akan mudah mengolah kufi yang dibebaskan,” tambah Didin. (ht)

http://kepri.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=196610

Apabila Artikel atau info dalam blog ini baik dan bermanfaat bagi anda, harap disebarkan
Leave A Reply

Your email address will not be published.