AJANG PERISTIWA
Lomba Kaligrafi MTQ Kota Bekasi
Musabaqah Khat Al-Qur’an (MKQ) se-Kota Bekasi akan digelar bersamaan dengan MTQ Kota Bekasi mulai 14 Oktober 2009 di Kecamatan Medan Satria yang tiada lain adalah ibukota daerah sebelah timur ibukota negara Jakarta itu. Para khattat pemenang akan dijadikan kader yang mewakili Kafilah Kota Bekasi ke MTQ Jabar awal tahun 2010 di Pelabuhan Ratu yang merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi.
Kota Bekasi termasuk salahsatu daerah unggulan dan pernah meraih juara umum MTQ Jabar saat menjadi tuan rumah, tiga tahun silam. Kali ini, tekad Kota Bekasi untuk “merebut kejuaraan” itu hidup kembali dan tropi kejuaraan propinsi hendak direbutnya lagi.
A Batik Workshop and Indonesia-Pakistan Calligraphy Exhibition
Sebuah perhelatan promosi berskala internasional, Batik Workshop and Indonesia-Pakistan Calligraphy Exhibition, akan digelar di Islamabad dan Lahore, Pakistan, pada 15-20 Oktober 2009. Acara yang dikelola oleh Embassy of Republik of Indonesia di Islamabad bekerjasama dengan NAFTEC ini ditampilkan untuk meyakinkan dunia bahwa batik adalah asli khas produk Indonesia dan Indonesia telah menjadi kiblat kaligrafi dunia.
Pembawa misi pameran dan atraksi yang akan berangkat ke Pakistan adalah Didin Sirojuddin AR dan Ilham Khoiri (kaligrafi), Hendri Suprapto dan Rofiah Marsono Zein (batik). Selain Didin dan Ilham, 14 pelukis kaligrafi Indonesia yang akan menggelar karyanya di dua kota bergengsi Pakistan itu adalah Effendi Le’ong, Isep Misbah, Ahmad Munir, Khoirunnisa Affandi, Heri Sumarna, Abdul Gani, Badrus Zaman, Chusnul Khatimah, Amril M.Y. Dt. Garang, Purwanto Zain, Baldi Kholiq, Abdul Khalik Cikarang, Abd. Khaliq Jepara, dan Khairil Anwar.
Selama di Pakistan, Didin dan Ilham selain berpameran akan memberikan ceramah dan demonstrasi kaligrafi di hadapan para pelajar dan mahasiswa seni rupa Pakistan, dan berkunjung ke pelbagai museum dan pusat-pusat pembinaan kaligrafi sebagai bahan studi banding aktivitas kaligrafi di Indonesia.
Seleksi Kaligrafi DKI Jakarta
Sebagai “pemanasan” menjelang MTQ Tingkat Propinsi, LPTQ DKI Jakarta akan mengge-lar seleksi kaligrafi pada 28 Oktober 2009 bertempat di Kantor LPTQ DKI Jakarta, Gd. Prasada Sasana Karya, Jl. Suryo Pranoto No. 8, Petojo Utara, Jakarta Pusat. Para peserta unggulan seleksi akan diikutkan dalam TC Mobile hingga digelarnya MTQ Tingkat Propinsi DKI Jakarta sekitar Januari 2010. Pemenang MTQ Propinsi nantinya akan resmi jadi duta DKI Jakarta ke MTQ Tingkat Nasional XXIII di Bengkulu, Agustus 2010 mendatang.
Peserta seleksi mewakili perseorangan dengan memilih salahsatu golongan lomba (Naskah, Hiasan Mushaf, Dekorasi). Peminat diharuskan mendaftarkan diri langsung ke kantor LPTQ DKI Jakarta (atau via telepon 02163851822).
Khattat Selamat Gempa Sumbar
Gempa bumi tektonik 7,6 SR di Sumbar pada 30 September 2009 menyisakan kecemasan terhadap para khattat dan pembinanya yang mayoritas tinggal di kota Padang. Dikawatirkan mereka berada bersama timbunan ribuan mayat yang terkubur. Terlebih, para khattat Padang yang terhimpun dalam Sanggar Kaligrafi Al-Qalam dan mewakili Sumbar dikenal prestisius di ajang lomba Nasional dan ASEAN. Berhari-hari Lemka mengontak mereka tanpa sinyal jawaban.
Namun, kabar gembira itu datang setelah akhirnya satu persatu mereka dapat dihubungi. Mereka (para pembina) adalah: Drs. H. Irhash A. Shamad, MHum (rumahnya retak-retak, pagar-nya roboh), H. Muhapril Musri, MAg, Drs. H. Amril M.Y. Dt. Garang, MPd, dan H. Yulius Sabri, MAg. Sedangkan khattat Ade Setiawan, SAg dan Etika Veztia, SAg (isterinya, juara I Dekorasi MTQ Nasional XXII 2008 di Banten) terhubungi agak akhir, alhamdulillah. Dalam Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 sebanyak 6 khattat terbaik Aceh seperti Abdul Kahhar dan Raicha menghilang. Alhamdulillah, para khattat Padang masih utuh dan segar bugar.
Teroris di Tempat Kost Latihan Kaligrafi
Tewasnya teroris Syaifuddin Zuhri dan Moh. Syahrir dalam penggerebekan polisi Den-sus 88 menjelang jum’atan, 9 Oktober 2009, sungguh mengagetkan sekaligus menggegerkan jagat perkaligrafian dunia. Pasalnya, rumah kost 20 kamar punya H. Jatna yang dibangun tahun lalu itu pernah dua kamarnya disewa Direktur Lembaga kaligrafi Alquran (Lemka) Didin Sirojuddin AR untuk pelatihan kaligrafi para khattat Tanjung jabung Timur, Jambi selama 4 bulan.
Pas selesai dibangun, Edi Warsyah, Abdul Kadir cs dari Jambi menempati kontrakan tersebut, karena akses ke jalur yang menghubungkannya ke persawahan Ciputat sangat mengenakkan untuk ukuran seniman. Rupanya, bagi teroris, tempat itu juga strategis karena bisa digunakan ngabur via “wall street” yang mirip lorong tikus tersebut.
Tahun 1980, Pak Didin juga nyobat dengan Jatna dan sering menggunakan rumah lamanya untuk diskusi para mahasiswa yang tergabung dalam Irkus (Ikatan Remaja Kampung Utan Selatan) pimpinan (Prof. Dr. H.) Moh. Amin Suma (SH, MA) waktu sama-sama masih mahasiswa. Bahkan halaman (bakal) kontrakan itu tahun 1976 selalu dilewati Pak Didin dari kontrakannya di belakang Masjid Al-Jihad Ciputat across galengan sawah menuju kampus IAIN (sekarang UIN) untuk kuliah dengan jalan kaki. Satu tempat dengan dua kenangan: baik dan buruk.
Khattat Cianjur Telah Tiada …
K.H. Moh. Asmu’i Akhyar, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Akhyar dan Ketua Griya Kaligrafi Al-Akhyar Cianjur telah berpulang ke rahmatullah, hari Selasa, 29 September 2009, setelah dirawat di RS Hasan Sadikin, Bandung. Khattat H. Isep Misbah dan H.M. Ohan Jau-haruddin datang untuk ta’ziyah dan ziarah disusul Pak Didin ke makam di komplek pesan-trennya.
Selain berjasa membina dan melahirkan para khattat Cianjur, Kiai Asmu’i yang sepergu-ruan dengan Pak Didin dari khattat K.H.M. Abd. Razaq Muhili Tangerang, memiliki sema-ngat yang luarbiasa dalam mengamalkan dan mencari ilmu. Ia pernah serombongan dari Cianjur datang menemui Pak Didin “sekedar untuk menanyakan cara nyambung huruf dal Riq’ah”. Menurut keyakinannya, kaligrafi baru boleh diamalkan dan diajarkan setelah mendapat musya-fahah (orally) dari guru, artinya “guru menerangkan begini, begini …” baru keterangannya diambil dan diamalkan karena dianggap telah legitimated. Setelah Pak Didin menerangkan, ia mengatakan, “saya telah mendapatkan musyafahah dari guru saya.” Luar biasa!