MEMBINCANG KUAS BULU BABI
(Diskusi Hangat Soal-Soal Islam dalam “Eternagate”)
(didinSAR•Lemka)
Mengerjakan apa pun termasuk menggunakan kuas untuk melukis atau menulis, haruslah dengan KEYAKINAN halal-haramnya. Bagi yang yakin kuas Eterna dari bulu babi yang diharamkan (seperti banyak diperbincangkan) dan tahu adanya bukti hasil penelitian Majlis Ulama Indonesia (MUI), seyogianya berganti ke kuas yang “diyakini” dari bulu musang, unta, kambing, kelinci atau sintetik nilon/serabut pohon (mizaj al- ballastiik) seperti merek Picasso dll. Bila masih menggunakan Eterna, dia berdosa.
Bagi yang tahu bahwa “bristle” berarti bulu atau bulu babi (dua kemungkinan maknanya), dan yakin bahwa Eterna belum tentu dari bulu babi, dia bisa menggunakannya, seperti makan daging yang belum diketahui halal haramnya, maka, seperti anjuran Nabi SAW “sammillaha wa kulhu” (bacalah “bismillah” lalu makanlah). Berarti tidak harus repot-repot lagi menelitinya sebelum memakainya. Pokoknya: “Bismillah” lalu gunakan. Atau “Abtadi’ul imla’a bismizzatil ‘aliyyah”.
Saat pelukis KALIGRAFI Abu Bakar Ma dari Xinjiang bertamu ke rumah saya, dia bilang kuas Cina yang dipakainya terbuat dari bulu musang. Ada juga yang menyimpulkan, haramnya babi adalah dagingnya, selain dagingnya (tulangnya, bulunya) bisa dimanfaatkan (bukan dimakan!). Ini analog dengan bolehnya memanfaatkan kulit binatang seperti sabda Nabi SAW:
ايمااهاب إذا دبغ فقد طهر
(Kulit binatang apa saja kalau sudah disamak dinyatakan sudah suci). Nabi tidak mengecualikan kulit babi, bahkan ketika melihat Maemunah menyeret-nyeret bangkai kambing untuk dibuang, Nabi menawarkan: “Mbok ya dimanfaatkan kulitnya.” Itu bangkai yang sudah jelas-jelas haramnya. Maka ada yang membolehkan menjahit dengan benang dari bulu babi. Kalau ada yang mengatakan “Al-khash urida bihil ‘am” (yang khusus disebut daging babi tapi maksudnya umum tubuh babi keseluruhan), itu adalah kesimpulan ulama dan bukan dari teks Alquran. Tentang ini saya pernah wawancara dengan Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML, Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta.
Nah, terserah menyimpulkan dan memilih/memilah yg mana. Tapi bagi orang wara’, dia akan memilih kuas dengan bulu non babi. Apalagi untuk melukis/menulis KALIGRAFI.
TINGGALKAN YANG MERAGUKAN !
Yang paling baik adalah menggunakan peralatan lukis/tulis dengan penuh keyakinan. Yang meragukan harus ditinggalkan, sesuai dengan kaedah:
دع ما يريبك الي ما لا يريبك
(Tinggalkan yang meragukan kamu kepada yang tidak meragukan kamu)
Jangan gunakan Eterna dalam keraguan. Kalau yakin haramnya, cari merek lain yang tidak meragukan.