Fokus Latih Kaligrafi, Santrinya sampai ke Malaysia

0
 PESANTREN KALIGRAFI: Pengurus Pesantren Lemka Ohan Jauharudin menata salah satu kaligrafi dari sekian banyak kaligrafi yang  menempel di dinding Pesantren Lemka. foto:fajar/radarsukabumi.

PESANTREN KALIGRAFI: Pengurus Pesantren Lemka Ohan Jauharudin menata salah satu kaligrafi dari sekian banyak kaligrafi yang menempel di dinding Pesantren Lemka.
foto:fajar/radarsukabumi.

Selama ini di Sukabumi jarang terdengar pesantren khusus mengajarkan seni kaligrafi. Rasanya sampai saat ini hanya pesantren kaligrafi Lemka Kota Sukabumi tetap eksis melatih peserta didiknya mendalami kaligrafi.
Laporan : Fajar Sidik, Gunung Puyuh
Dari depan tak ada yang berbeda dengan pesantren yang beralamat di Jalan Bhineka Karya Nomor 53 Kelurahan Karamat Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi ini. Namun, ketika masuk lebih dalam komplek, ternyata banyak coretan bernilai seni Islam tinggi yang biasa disebut kaligrafi.

Ya, di sini lah pesantren khusus yang mengajarkan seni kaligrafi kepada para santrinya.” Di sini merupakan pesantren yang khusus mengajarkan tehnik penulisan kaligrafi dengan berbagai media baik kanvas, kayu maupun alumunium,”ujar  seorang pengurus pesantren Lemka, Ohan Jauharudin.
Pesantren Lemka atau kepanjangan dari Lembaga Kaligrafi Al-Quran merupakan lembaga kursus yang didirikan oleh seorang dosen  UIN Syarif Hidayatullah yaitu Didin Sirojudin di 1985 di Jakarta. Berkat kecintaan yang luar biasa terhadap seni kaligrafi,  Didin memutuskan untuk membuat pondok pesantren yang mengajarkan tentang penulisan kaligrafi. Maka pada 1998 terpilihlah Kota Sukabumi untuk dijadikan Pondok Pesantren Kaligrafi pertama di Indonesia.” Setelah mencari ke sana kemari,  makasaya pilih Kota Sukabumi sebagai kota  yang paling cocok diantara Kota Jakarta, Bogor dan Depok, karena faktor cuacanya yang sejuk” ucapnya.

Pesantren Lemka lebih menekankan pada proses pendidikan dan latihan (Diklat). Hampir seluruh aktifitas difokuskan pada kegiatan yang berkaitan dengan seni kaligrafi. Para santri dibekali dengan pendalam huruf, kemampuan melukis dan wawasan kebudayaan tentang sejarah perkembangan kaligrafi. Untuk menunjang itu, ada pelajaran khas yakni Bahtsul Masail Al-Fanniyyah. Pelajaran ini membahas masalah-masalah literatur seni dan dunia Islam. Meski demikian, materi lainpun tak ketinggalan. Di pesantren Lemka Juga diajarkan ilmu fikih, hadist, kitab kuning, Bahasa Arab dan Inggris serta latihan pidato.”Supaya wawasan santri seimbang antara seni dan pengetahuan agama maka hal tersebut juga diajarkan,” tuturnya.
Kegiatan pembelajaran di Lemka hanya satu tahun. Di mana enam bulan pemberian materi mengenai kaligrafi dan enam bulan selanjutnya pemantangan hasil dari pembelajaran kaligrafi. Diharapkan, santri yang sudah menyelesaikan pendidikan dapat mengembangkan seni kaligrafi di daerahnya masing-masing.” Alhamdulillah santri yang ada di tempat kami berasal dari seluruh nusantara tak terkecuali Papua, bahkan ada juga yang sengaja belajar kaligrafi di sini dari Malaysia,” pungkasnya. (*)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=77415

Apabila Artikel atau info dalam blog ini baik dan bermanfaat bagi anda, harap disebarkan
Leave A Reply

Your email address will not be published.