Seni Kaligrafi Kian Berkembang di Jakarta,

0

 

JAKARTA, KOMPAS – Seni kaligrafi di Jakarta makin berkembang. Peminat seni kaligrafi terus bertambah. Ini dapat dilihat dari jumlah perkumpulan kaligrafi yang bermunculan.

 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto ketika membuka pameran kaligrafi China di Restoran Nelayan, Jakarta Utara, Rabu (3/6) sore, berharap hubungan antarbangsa semakin kuat melalui seni budaya. Hadir antara lain Tong Djoe (82), pengusaha Indonesia yang berperan besar membuka hubungan Indonesia dan China serta penerima Bintang Jasa Pratama.

 

Seni kaligrafi atau seni menulis indah dengan pena sudah dikenal sejak ribuan tahun silam masuk ke Indonesia. Ketika itu saudagar dan pelaut China singgah di Batavia, salah satunya Laksamana Cheng Ho.

 

“Hingga kini seni kaligrafi China berkembang, bahkan peminatnya makin luas. Ini menunjukkan menguatnya hubungan antarbangsa,” kata Prijanto.

 

Pameran kaligrafi China berlangsung hingga 8 Juni, menampilkan 300 karya seni kaligrafi China. Sebagian di antaranya karya siswa-siswa kelas kaligrafi yang belajar seni ini sejak enam bulan lalu. Ini merupakan pameran kaligrafi keempat yang digelar di Jakarta. Dalam pameran ini ditampilkan juga beberapa karya kaligrafi Islam.

 

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengungkapkan, pameran seni kaligrafi ini merupakan jembatan budaya antara Indonesia dan China.

 

“Jakarta adalah kota multietnis. Kaligrafi adalah bahasa universal yang dipahami semua orang dari berbagai suku, agama, ras, golongan. Semua pencinta seni memiliki cita rasa yang sama terhadap produk seni kaligrafi. Kehidupan berkesenian seperti ini harus terus dipelihara agar dapat tumbuh berkembang dengan subur di Jakarta,” kata Arie Budhiman.

 

Makna filosofi

Ketua Perkumpulan Kaligrafi dan Seni Indonesia Susianawati R menjelaskan, seni kaligrafi China mulai berkembang di Jakarta sejak tahun 2003. Setelah itu bermunculan perkumpulan kaligrafi di kota-kota lain di Bandung, Semarang, dan Pontianak. Di Jakarta tercatat empat perkumpulan kaligrafi yang aktif dengan anggota lebih dari seratus orang. Sebagian siswa yang belajar kaligrafi adalah anak-anak.

 

Salah seorang pencinta kaligrafi adalah Tandjung KT (71). Warga Lippo Karawaci, Tangerang, ini mengaku rutin mengerjakan dan menikmati seni kaligrafi China. Menurut Tandjung, seni kaligrafi China acap kali merupakan doa dan kata-kata bijak yang memiliki makna filosofi mendalam. Misalnya ada kata-kata, “Kaligrafi itu membentuk watak, tari dan nyanyi membuat orang gembira” atau “Tetesan air bisa menembus batu. Kalau kita tekun, pasti berhasil”.

Kaligrafi China merupakan seni yang tinggi yang berusia ratusan tahun. Dua kaisar China yang memiliki keahlian kaligrafi adalah Li Shi Min pada zaman Dinasti Tang dan Qian Long, zaman Dinasti Qing. (KSP)

 

Sumber : http://m.kompas.com/news/read/data/2009.06.04.03341989

Apabila Artikel atau info dalam blog ini baik dan bermanfaat bagi anda, harap disebarkan
Leave A Reply

Your email address will not be published.