Diklat Pesantren
Dikalangan kaligrafer Indonesia nama lemka sudah tak asing lagi di dengar . Ya pesantren kaligrafi yang telah banyak mencetak kaligrafer hebat baik di Indonesia bahkan di kancah dunia
Dengan moto “membina dari alif” tujuh gaya khot, mulai dari naskhi, Tsulus, farisi, diwani, diwani jali, riq’ah, hingga kufi dipelajari di lemka. Bukan hanya gaya murni yang tadi disebutkan, empat cabang yang di perlombakan di ajang MTQ
(Naskah, Mushaf, dekorasi, serta kontemporer) juga menjadi materi pembelajaran di lemka selama satu tahun
Jumlah pengajar yang hampir menyamai jumlah santri membuat metode koreksian face to face antara murid dan guru menjadi lebih asyik, karena disitu murid bisa lebih dalam memahami kaidah khot yang sedang mereka pelajari dari Guru secara langsung
Santri juga dibekali keterampilan dalam bidang kaligrafi, seperti kaligrafi mesjid, kaligrafi kaca, sterofom, dll guna menunjang perekonomian para kaligrafer didaerah masing masing
Dan tak kalah penting, lemka juga membekali santri dengan kajian kitab “nashoihul khottoottin” dikarang oleh ( Dr. K.H Didin sirojuddin AR,M.Ag ). Sebagai landasan etika serta adab para kaligrafer dalam menimba serta mengamalkan ilmunya.