MELUKIS CANTIK DI AWAL TAHUN POLITIK
Didin Sirojuddin AR
Mengawali TAHUN POLITIK 2023-24 dengan melukis bunga di Taman Bunga Nusantara Cipanas sungguh mengasyikkan. Sambil rehat sejenak untuk mendinginkan hati dan pikiran dari hiruk pikuk dan suhu politik yang tambah memanas, 160an santri Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka, Sukabumi, melukis rame-rame. Temanya dari “Katakan dengan bunga!” menjadi “Lukis dengan bunga!”, dan bunga MAWAR jadi salahsatu pilihan karena harumnya. Seharum kata dan janji bak seharum perilaku dan budi pekerti sehari-hari.
Mengutip ucapan Juliet kepada Romeo, William Shakespeare menulis, “What is a name? That which we call A ROSE by any other name would smell as sweet,” (Apalah arti sebuah nama? Andaikan kamu memberikan kata lain untuk bunga MAWAR, ia akan tetap berbau wangi).
Para santri LEMKA memulai dari merancang desain. Teks pengisi bidang lukisannya adalah memilih kata زهرة atau زهرة الحياة الدنيا
“Bunga kehidupan dunia” dari Alquran Surah Thaha 131
dan ucapan Aleksander Sergeyevich Pushkin: جمال بلاحياءوردة بلا عطر
“Kecantikan tanpa rasa malu adalah MAWAR tanpa harum.”
Melukis lingkungan yang indah adalah bentuk apresiasi terhadap keindahan. Supaya hidup kita jadi indah dan cantik. Ibadah indah. Bergaul dan berbisnis dengan tatakrama yang indah. Bahkan berpolitik cantik dan memandang apa pun dengan nilai-nilai keindahan seperti kata penyair Lebanon Eliya Abu Madhi:
كن جميلاترالوجودجميلا
“Jadilah orang CANTIK, supaya engkau saksikan seluruh alam ini kelihatan CANTIK.”
Melukis di taman bunga, memang, menarik. Orang-orang Arab banyak lalu-lalang di sini, mengisi liburan di taman bunga yang, kata mereka, serasa surga. Apa saja menarik. Semua pemandangan cantik-cantik. “Ya akhie, untuk ente mah taman ini seperti JANNAH ya?” tanya saya kepada turis Arab Saudi yang spontan dijawab “Na’am, na’am, hadzihi JANNAH FIL ARDHI. Ana uhibbu Indunisia.” (Ya, ya, ini surga di bumi. Saya suka Indonesia). Duh asyiknyaaaa, bila surga benar-benar ada di bumi kita Indonesia.