KE MANA ARAH KIBLAT 🕋 KITA?

0

Ada yang bertanya, "Ke mana arah KIBLAT kita, Ustadz? Apakah pedomannya harus mengikuti Goegle Map?"
     Saya coba menjawabnya begini:
     ARAH KIBLAT 🕋 bukan berpedoman kpd Goegle Map (dg 21° mengarah lurus ke Utara), tetapi berpedoman kpd 2 hadis Nabi SAW:
1) Suatu ketika Nabi masuk Ka'bah kemudian keluar lagi lalu berkomentar هذه قبلتنا ("Inilah kiblat kita") sambil menunjuk Ka'bah. Sesudah itu Nabi shalat 2 rakaat menghadap lurus ke Ka'bah.
Ini berarti, apabila kita berada di depan Ka'bah atau berada di dlm Masjidil Haram di mana Ka'bah dpt dilihat, maka kiblat kita adalah 'ainul Kabah, yakni body atau bangunan Kabah secara langsung.
2) Ketika berada jauh di luar Kota Mekkah, seperti pernah ditanyakan kpd Nabi, "Ya Rasulullah, ke mana shalat kita menghadap?" Nabi menjawab sambil mengarahkan tangannya (ke Selatan), "Ke arah sana!"
Ini berarti, apabila kita berada di tempat jauh dari penglihatan Ka'bah, seperti di kota Jeddah atau di negara Indonesia, maka arah kiblat kita adalah arah mata angin di mana Ka'bah berada.  Misalnya, arah kiblat orang Indonesia adalah Barat, dan orang Suriname kiblatnya mengarah ke Timur.
     Arah mata angin (Barat, Timur, Utara, Selatan) sudah cukup tanpa harus menghitung kemiringan 21° atau sekian derajatnya, walaupun menggunakan alat ukur Goegle Map dibolehkan. Tdk salah pula, misalnya, "miring ke Utara sedikit" karena menurut penelitian letak Ka'bah ada di Barat Laut dari Indonesia, tapi tdk diharuskan karena yg penting arahnya "ngulon" atau "ngetan", "ngidul" atau "ngaler". Sebab, derajat kemiringan di masjid wilayah Utara (spt Makassar) blm tentu sama dg di wilayah Selatan (spt Sukabumi). 
     Apabila ditarik "garis lurus" masjid--Ka'bah, akan lebih berabe lagi sbb jamaah bbrp orang di mushalla kecil masih bisa lurus seragam ke arah Ka'bah, tetapi shaf  panjang jamaah di masjid besar yg melebihi atau beberapa kali lebar Ka'bah, maka barisan panjang tsb harus agak melingkar supaya pas menghadap 'ainul Ka'bah.  Apabila di sini melenceng 1 senti saja, maka di sana akan melenceng jauh lebih dari 100 km dari Ka'bah.
      Kalau arah kiblat dari tempat jauh diwajibkan pas menghadap 'ainul Ka'bah, maka utk shalat yg berpindah-pindah tempat harus selalu membawa alat ukur kompas atau menggunakan pedoman Goegle Map. Alangkah berabenya. Bagaimana pula shalat di kendaraan atau lokasi yg tdk diketahui arah mata anginnya? Maka cukup mengarah mata angin di mana Ka'bah berada seperti disyariatkan oleh Nabi SAW dan itu sangat fleksibel dan tdk memberatkan. 
     Dengan demikian, jelas, "pedoman arah kiblat" adalah 2 hadis Nabi SAW, bukan Goegle Map. Wallahualam.
 (Didin Sirojuddin AR●Lemka)

Leave A Reply

Your email address will not be published.