Para Juara Kaligrafi pada MTQ Provinsi DKI Jakarta Menggelar Syukuran
Seperti biasa pada malam jum’at tanggal 18 September 2014 Para santri dan asatidz berkumpul di Saung Ekspresi untuk mengkuti kegiatan rutin yaitu “Yasinan dan Muhadhoroh”.
Bedanya dengan malam jum’at lainnya, kegiatan ini dirangkaikan dengan syukuran para santri yang telah menyabet juara pada lomba khat pada MTQ tingkat Provinsi DKI Jakarta dan pada lomba khat tingkat nasional di Batam lalu. Syukuran itu berkaitan dengan diperolehnya rizki berupa hadiah dan bounus uang tunai oleh para juara dari Pemprov. DKI Jakarta. Kebetulan pada tingkat Provinsi DKI Jakarta santri yang memeperoleh juara I 5 orang santri, juara II 4 orang santri, dan juara II 2 orang santri. Sedangkan pada tingkat Nasional yang memperoleh juara hanya 1 orang, yaitu juara 3 cabang lukis kontemporer.
Acara berjalan khusu’ dan hikmat, dimulai dengan pembacaan surah yasin, tahlil dan istighasah secara berjamaah dan di lanjutkan dengan doa. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an dengan lagu tilawah dan sari tilawahnya serta hiburan lagu-lagu marawis.
Yang unik dari acara Yasinan rutin ini adalah bahwa seluruh kegiatan acara diisi oleh para santri baru.
Begitu juga dengan Penyampain ceramah agama, disampaikan oleh santri dengan penuh percaya diri meski gelak tawa akan kelucuan, keunikan dan rasa takjub akan isi ceramah yang disampaikan oleh penceramah tersebut.
Setelah acara berjalan sebagaimana mestinya, dilanjutkanlah acara dengan nasehat dan pesan-pesan yang disampaikan oleh para asatidz.
Setelah itu sampailah pada ujung acara yang ditugu-tunggu yaitu pembagian konsumsi yang berasal dari kontribusi para santri yag mendapat juara. Kontribusi para santri yang memperoleh rizki ini sudah berjalan bertahun-tahun lamanya.
Jadi bila ada santri yang memperoleh rizki dari juara MTQ ataupun dari job melatih ke daerah-daerah dan proyek-proyek pengerjaan kaligrafi di berbagai masjid di seluruh Indonesia, maka biasanya para santri dengan sendirinya akan membuat semacam kontribusi kepada pesantren. Bentuk kontribusi itu biasanya berupa infak kepada pesantren ataupun berbentuk acara makan bersama dengan biaya yang ditanggung oleh para santri. Semoga ini menjadi salah satu bentuk dari tahaddus bin ni’mah. Amin