Berkunjung ke IRCICA

0

Dalam kesempatan pergi ke Istanbul tanggal 25 Juli – 6 Agustus lalu saya sempat berkunjung ke kantor IRCICA (Research Centre for Islamic History, Art and Culture). Alhamdulillah akhirnya kesampaian juga mengunjungi kantor ini. Betapa tidak. Saya secara rutin, dahulu, dikirimi Newsletter IRCICA sejak nomor-nomor awal, sekitar tahun 1985. Bahkan mungkin sampai sekarang saya tetap dikirimi secara rutin, tapi karena tempat saya bekerja pindah, saya tidak lagi memperolehnya secara reguler – entah hilang di mana.

           Papan nama kecil IRCICA

Seharusnya saya datang ke IRCICA pada Rabu, 27 Juli, pukul 14.00, untuk bertemu dengan Prof Mustafa Ugur Derman. Ia memberi waktu untuk bertemu via email, yang sudah saya mulai beberapa bulan sebelumnya. Tapi celaka! Siang itu saya tidak menemukan alamat IRCICA! Semula saya duga mudah dicari, sehingga saya tidak mengecek kembali alamat secara lengkap, dan ternyata itu fatal sekali. Ketika kalut mencari, karena waktunya janjiannya sudah lewat beberapa menit, saya tiba-tiba ingat, bahwa alamatnya di Yildiz Sarayi (suka terbaca di Newsletter). Saya langsung memanggil taksi untuk menuju tempat itu. Supir taksi tidak mau pakai ‘meteran’, tapi ‘borongan’, seharga 15 TL (Turkish Lira). OK, tidak mengapa, pikirku. Tapi ternyata ia tidak tahu pasti alamat itu, dan saya diturunkan di suatu tempat – yang memang sebenarnya sudah dekat dengan alamat yang dicari. Saya tanya petugas keamanan di tempat itu, tapi sarannya tidak begitu jelas. Akhirnya saya pasrah saja, dan siap untuk kecewa tidak dapat bertemu lagi dengan Prof Derman. Dan supir taksi itu agak “kurang ajar” (maaf) karena sebenarnya – saya tahu kemudian – ongkosnya seharusnya tidak semahal itu. Ongkos yang wajar seharusnya hanya sekitar 5 lira.


Hari berikutnya, Kamis, saya mencoba kembali untuk datang ke IRCICA, setelah memastikan alamatnya, dan bertanya dengan petugas hotel bagaimana menuju ke sana. Dari halte trem Sultanahmet, tidak begitu jauh dari hotel, naik trem menuju pemberhentian terakhir di Kabatas. Dari kawasan pinggir pantai ini naik taksi langsung ke kantor IRCICA, hanya memakan ongkos 6,7 lira. 

Prof M Ugur Derman rupanya tidak sering di IRCICA. Ia datang ke IRCICA hanya sekali-kali, karena ia sebenarnya adalah dosen di Marmara University dan tempat lainnya. Akhirnya saya minta untuk bertemu dengan Muhammed Tamimi, orang yang sedianya akan menjadi penerjemah, seperti yang dijanjikan oleh Prof Derman di jawaban emailnya.
Saya membeli banyak buku yang diterbitkan oleh IRCICA, termasuk beberapa katalog pemenang lomba kaligrafi internasional yang masih tersedia. Sebenarnya saya sudah beberapa kali menghubungi IRCICA via email untuk bertanya dan membeli buku. Tapi – rupanya seperti kebiasaan kita juga – email kantor jarang yang peduli, dan email saya tak pernah dibalas. Maka saya agak ‘dendam’ untuk membeli buku-buku itu.

Hari Selasa dan Rabu minggu berikutnya saya datang ke perpustakaan IRCICA yang terletak di gedung terpisah di seberang halaman. Perpustakaannya besar, dan koleksi bukunya lengkap. Pelayanannya juga sangat baik. Kita bisa minta fotokopi buku atau minta dalam bentuk CD-nya. Banyak buku yang sudah didigitisasi, sehingga petugas perpustakaan tinggal ngeprint saja, tidak perlu memotokopi langsung dari bukunya. Saya minta fotokopi sekitar 40 halaman, dan minta juga dalam bentuk CD, dengan ongkos 6 lira. Tentu saja di sini kita tidak bisa meminta fotokopi seluruh buku, karena menyangkut hak cipta penerbit dan pengarangnya. Urusan etika kepengarangan seperti itu di sini cukup ketat  juga di negara-negara lain.

Karena saya merasa bersalah tidak dapat bertemu dengan Prof Derman sesuai janji, saya meminta maaf kepadanya via email. Saya takut ia marah dan tidak mau lagi bertemu. Saya berusaha untuk membuat email yang baik, agar ia tidak ‘kapok’ untuk bertemu dengan saya. Bunyinya begini:
Dear Prof M Ughur Derman,
    
Saya sangat menyesal karena pada hari Rabu lalu saya tidak dapat bertemu dengan Anda sesuai janji sebelumnya melalui email. Pada hari Rabu siang saya sudah sampai di Besiktas, dan berusaha mencari dengan tanya banyak orang di mana kantor IRCICA. Tetapi semua orang yang saya tanya tidak tahu. Sebelumnya saya duga alamat IRCICA mudah dicari, sehingga saya lupa tidak menyiapkan alamat lengkapnya. Saya hanya ingat bahwa IRCICA berada di Besiktas. Ketika kemudian saya ingat Yildiz Sarayi, saya minta supir taksi mengantarkan saya, dengan ongkos 15 Lira. Tetapi supir taksi tidak dapat mengantarkan saya. Pada waktu itu saya mau menangis…

Mr Ughur Derman, saya di Istanbul hingga hari Sabtu. Pesawat saya berangkat pada hari Sabtu malam, pukul 23.00  PM. Saya masih sangat mengharapkan dapat bertemu dengan Anda, karena Anda adalah salah satu orang kunci dalam penelitian saya mengenai pengaruh kaligrafi Kesultanan Usmaniyah (Ottoman) di Asia Tenggara. Sekali lagi, saya minta maaf yang sangat dalam, dan saya masih mengharapkan dapat bertemu dengan Anda dalam sisa waktu ini.

Pada hari Selasa kemarin saya pergi ke Sakip Sabanci Museum dan membeli dua buku karya Anda, yaitu Masterpieces of Ottoman Calligraphy, dan buku peringatan 65 tahun usia Anda.
Salam,
Ali Akbar

Beberapa hari kemudian, seorang kawan orang Turki menelepon saya dan memberitahu bahwa Prof Derman bersedia ditemui selepas salat Jumat. Alhamdulillah, saya lega. Kawan saya yang baik itu juga mencarikan seorang penerjemah, kawan dia, bernama Bulent Ari, direktur Dolmabahce Museum. Akhirnya, jadilah saya bertemu sesuai janji. Prof Derman sangat mengesankan, sangat baik dan ramah. Terima kasih Prof!

Berfoto setelah wawancara, ditemani Bulent Ari, sebagai penerjemah.

Apabila Artikel atau info dalam blog ini baik dan bermanfaat bagi anda, harap disebarkan
Leave A Reply

Your email address will not be published.